Mahluk-mahluk metafisika sajalah yang mampu bergerak sama atau lebih
cepat dari cahaya. Apakah pernyataan ini benar? Hal ini hanya dapat
dijawab dengan tuntunan yang Maha Benar, yaitu Allah dan Rasul-Nya. Akal
dan fikiran manusia sudah berhenti sampai batas ini.
Marilah kita lihat Firman-firman Allah dan Hadits-hadits Rasulullah
sehubungan dengan Peristiwa Akbar perjalanan ISRA & MI’RAJ
Rasulullah SAW, dimana beliau didampingi oleh Malaikat Jibril A.S
melaksanakan perjalanan tersebut.
Untuk dapat melihat betapa besar kecepatan gerak Malaikat Jibril, marilah kita lihat surat Al Ma’arij ayat 4 :
Malaikat-malaikat dan Ruh naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (Q.S Al Ma’aaru:4)
1 hari malaikat dan ruh = 50.000 tahun manusia bumi
1 hari = 2 phi R , R = jarak bumi matahari = 144 juta KM
1 hari = 904.320.000 x 50.000
Vm = 1744.4 C (1.750 kali kecepatan cahaya)
1 hari = 2 phi R , R = jarak bumi matahari = 144 juta KM
1 hari = 904.320.000 x 50.000
Vm = 1744.4 C (1.750 kali kecepatan cahaya)
Jadi Al Quran secara tegas menjawab pernyataan dan pertanyaan di atas.
Dalam kisah suci perjalanan Isra Miraj tersebut sesampainya di pos
perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi
mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;
beliau berkata :
Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi
aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku
capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh.
Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.
Kalau kita terjemahkan jarak terdekat Malaikat Jibril terhadap Allah tersebut (S) :
S = 60.000 x 1.750 tahun cahaya
= 105.000.000 tahun cahaya
Hal ini berarti bahwa hanya faktor ~ (tak terhingga) saja yang bisa mencapai Allah (WASILAH).
Rasulullah pernah bersabda :
Shalat itu adalah mi’rajnya orang-orang beriman.
Ini berarti bahwa di dalam shalat kita harus mampu berhubungan dan
mencapai Allah SWT. Kalau tidak, sia-sialah shalat kita, shalat yang
sia-sia (lalai) ini bahkan diancam Allah dengan neraka Wail.
Allah beriman dalam Q.S Al Ma’un : 4-5 :
Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya.
Karena itu salah satu tugas utama kita adalah menemukan unsur ~ dalam
shalat kita; disiplin ilmu yang mempelajari ini hanya ada dalam
TEKNOLOGI/TASAWUF ISLAM. Dalam hal ini kita wajib mencari MURSYID yang
dapat memberi petunjuk.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah
yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang di sesatkan-Nya, maka kamu
tak akan mendapat seorang pemimpinpun (Wali) yang dapat memberi
petunjuk (Mursyid) kepadanya. (Q.S Al Kahfi:17).
Tag :
AGAMA
0 Komentar untuk "Shalat Adalah Mi’rajnya Orang Mukmin"